Rabu, 23 Januari 2013
Rindu itu pertemuan senja.
Bersamanya, kita menari.
Rindu itu nyanyian sunyi.
Dan kita adalah melodinya, kini.
Berdua saling menautkan keterasingan
dalam denting keindahan yang bertubi-tubi.
Dari dekat, rinduku semakin dahaga.
Haus mengecup pucuk penantian yang tinggal sejengkal
dari jari manismu.
Lelaplah ! Di pangkuanku, rindumu kutimang
seiya dan setia kujaga. Aku sadar, tak akan pernah
terbayar lunas rindu yang sekian lama mengerami
kematangan. Meskipun, sekian senja terus
merekatkan jemari kita yang bermanja
Bersamanya, kita menari.
Rindu itu nyanyian sunyi.
Dan kita adalah melodinya, kini.
Berdua saling menautkan keterasingan
dalam denting keindahan yang bertubi-tubi.
Dari dekat, rinduku semakin dahaga.
Haus mengecup pucuk penantian yang tinggal sejengkal
dari jari manismu.
Lelaplah ! Di pangkuanku, rindumu kutimang
seiya dan setia kujaga. Aku sadar, tak akan pernah
terbayar lunas rindu yang sekian lama mengerami
kematangan. Meskipun, sekian senja terus
merekatkan jemari kita yang bermanja
Label: syair
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)